Jumat, 22 November 2013

Contoh Program Perbaikan dan Pengayaan



CONTOH PROGRAM PERBAIKAN DAN PROGRAM PENGAYAAN

CONTOH PROGRAM PERBAIKAN



Sekolah                                                :    SDN   ............

Kelas / Semester                                  :     V (lima) / Genap

Mata Pelajaran                                     :     Pendidikan Agama Islam

Ulangan Harian  ke                              :     2

Tanggal Ulangan Harian                        :     1 Maret 2013

Bentuk Soal                                         :     Isian singkat

        Materi Ulangan Harian  (KD/Indikator)    :  Mengenal kitab-kitab Allah

                                                            : 1. Menyebutkan nama-nama kitab Allah

                                                              2. Menyebutkan nama-nama Rasul yang menerima kitab Alloh

                                                              3. Menjelaskan Al quran sebagai kitab suci terakhir

Rencana Ulangan Rem                            :     8 Maret 2013
KKM                                                     :     70


No.
Nama Siswa
Nilai Ulangan
Indikator yang tidak dikuasai
Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remidial
Nomor Soal yang dikerjakan dalam Tes  Remidial
Nilai Tes Rem
Ket.
( 1 )
( 2 )
( 3 )
( 4 )
( 5 )
( 6 )
(7)
(8)
1.
Ahmad
65
2, 3
Diberikan Bimbingan Khusus dan tugas Individu
1, 2, 3, 4
85
Tuntas
2.
Ilham
68
3
Diberikan Tugas khusus
3, 4
98
Tuntas
3.
dst







      Mengetahui                                                                                                 ….......................2013

      Kepala sekolah ……..                                                                                Guru Mata Pelajaran PAI





      …………………….                                                                                   …………………..

       NIP                                                                                                           NIP.



Keterangan :

·   Pada kolom ( 6 ), masing-masing indikator dibuatkan 1 atau 2 nomor soal dengan tingkat kesukaran  berbeda-beda

                                          Misalnya     :    Indikator 2 menjadi 2 soal yaitu nomor 1, 2

                                          Indikator 3 menjadi 2 soal yaitu nomor 3, 4

·   Pada kolom ( 7 ), nilai yang diperoleh hanya digunakan untuk menentukan tuntas atau tidak tuntasnya  dari siswa yang telah ikut remidial, karena nilai yang akan diolah adalah nilai batas ketuntasan. Artinya bahwa Ahmad dan Ilham  memperoleh nilai setelah remidial masing-masing 70 (batas KKM).



Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

1.  Cara yang dapat ditempuh

a.   Pemberian bimbingan secara khusus dan perorangan bagi peserta didik yang belum atau mengalami  kesulitan dalam penguasaan KD tertentu.

b.  Pemberian tugas-tugas atau perlakuan secara khusus, yang sifatnya penyederhanaan dari pelaksanaan pembelajaran regular.



      Bentuk penyederhanaan itu dapat dilakukan guru antara lain melalui:

a.   Penyederhanaan strategi pembelajaran untuk KD tertentu

b.  Penyederhanaan cara penyajian (misalnya: menggunakan gambar, model, memberikan rangkuman yang sederhana, dll.)

c.  Penyederhanaan soal/pertanyaan yang diberikan.



2. Materi dan waktu pelaksanaan program remedial

 a.  Program remedial diberikan hanya pada KD atau indikator  yang belum tuntas.

 b.  Program remedial dilaksanakan setelah mengikuti  tes/ulangan KD tertentu atau sejumlah KD dalam  satu kesatuan



Teknik pelaksanaan penugasan/pembelajaran  remedial:

v    Penugasan individu diakhiri dengan tes (lisan/tertulis) bila jumlah peserta didik yang mengikuti remedial maksimal 20%.

v    Penugasan kelompok diakhiri dengan tes individual (lisan/tertulis) bila jumlah peserta didik yang mengikuti remedi lebih dari 20% tetapi kurang dari 50%. Pembelajaran ulang diakhiri dengan tes individual (tertulis) bila jumlah peserta didik yang mengikuti remedi lebih dari 50 %.







CONTOH PROGRAM PENGAYAAN



Sekolah                            :  SDN  ...............

Kelas / Semester              :   V (lima) / Genap

Mata Pelajaran                 :   Pendidikan Agama Islam

KKM Mata Pelajaran       :  70

Materi  (KD/Indikator)     :   Mengenal kitab-kitab Allah

                                        : 1. Menyebutkan nama-nama kitab Allah

                                          2. Menyebutkan nama-nama Rasul yang menerima kitab-kitab Allah

                                           3. Menjelaskan Al quran sebagai kitab suci terakhir



No.
Nama Siswa
Nilai Ulangan
Bentuk Pengayaan
1.
Ihwan
90
Contoh:
.     1. Memberikan soal-soal  pemecahan masalah,
.     2,Memanfaatkan  Ihwan dan Aminah untuk menjadi tutor sebaya
2.
Aminah
100     

Dst ……………..


     

      Mengetahui                                                                                                  .................. …2013

      Kepala sekolah ………….                                                                         Guru Mata Pelajaran PAI





      …………………….                                                                                   …………………..

      NIP                                                                                                            NIP.



Pelaksanaan Program Pengayaan

1.      Cara yang dapat ditempuh:

a.      Pemberian bacaan tambahan atau berdiskusi yang bertujuan memperluas wawasan bagi KD  tertentu

b.      Pemberian tugas untuk melakukan analisis gambar, model,  bacaan, dll.

c.       Memberikan soal-soal latihan tambahan yang bersifat pengayaan

d.      Membantu guru dalam membimbing teman-temannya yang belum mencapai ketuntasan.



2.      Materi dan waktu pelaksanaan program pengayaan

a.       Materi Program pengayaan diberikan sesuai dengan KD-KD atau indikator  yang dipelajari , bisa berupa penguatan materi yang dipelajari maupun berupa pengembangan materi

b.      Waktu pelaksanaan program pengayaan adalah:

·         setelah mengikuti tes/ulangan  KD tertentu  atau  kesatuan KD tertentu, dan  atau

·         pada saat pembelajaran dimana siswa yang lebih cepat tuntas dibanding dengan teman lainnya maka dilayani dengan program pengayaan



Sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran,  kegiatan pengayaan tidak lepas kaitannya dengan penilaian. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang normal.

Rabu, 20 November 2013

Seribu Cara






Dalam hitungan hari, mungkin tidak sampai 150 hari lagi, gendang pesta akbar yang namanya Pemilu bakal ditabuh. Dengan demikian, ribuan bahkan jutaan para tokoh politik, mulai dari politikus picisan, politikus kacangan sampai yang menyebut dirinya politikus ulung, akan berlomba-lomba merengek-rengek kepada yang namanya rakyat sebagai  peserta pesta akbar tersebut. Tidak lain hal itu dilakukan untuk mendapat dukungan dan simpati yang pada akhirnya berhasil duduk di kursi empuk legislatif
   Agar sukses di kursi empuk itu, setiap waktu bendera partai berkibar tak lepas dari genggaman tangan. Tidak jarang mereka mengorbankan segala harta benda yang dimiliki, termasuk harga diri. Dengan berbagai dalih dan janji manis di hadapan para calon mata pilih yang bernama rakyat, para aktorpun aktif bergerilya sampai ke sudut-sudut kampung. Tak peduli panas, hujan, siang bahkan sampai larut malam. Yang biasanya tak hadir dalam takziyah kematian, para tokoh hadir duluan. Yang biasanya tak hadir dalam acara pengajian, para tokoh hadir duluan, bahkan duduk di kursi paling depan, yang justru menjadi bahan pembicaraan para simpatisan. Dalam meraih gerakan simpati itu, dalam saku mereka berisi lembaran uang recehan . Tak lupa merekapun membawa belasan bungkus rokok berbagai merek kesukaan simpatisan dalam kresek warna hitam dengan alasan sebagai teman ngobrol.
    "Kalau ada maunya seperti kucing kurap sampai jalannyapu membungkuk-bungkuk dan sedikit senyum yang dipaksakan supaya rakyat simpati. Tapi kalau sudah jadi, jangankan tertawa, senyumpun ogah" kata salah seorang tetangga saya
    Gambaran diatas sebenarnya bukan hal baru dan sudah menjadi rahasia umum, bahkan sudah berlangsung sejak negara ini morat-marit sejak puluhan tahun lalu. Untuk meraih kursi empuk itu, adegan saling caci antar parpol sudah hal biasa, merasa partainya paling baik, mengumbar janji manis bahkan bila perlu menghujat mereka yang masih duduk di dewan. Hal itu dilakukan tak lain dan tak bukan semata-mata untuk mengelabuhi jutaan rakyat yang akan dijadikan sebagai tumbal.

    Kendati pemilu sudah berlangsung berulang-ulang, memang tingkah polah para aktor politik mulai dari sudut kampung sampai ibukota metropolitan hanya benda-benda tipis. Para calon biasanya hanya memberi janji janji manis. Kalaupun mereka nantinya berhasil menjadi anggota dewan yang terhormat, rakyat tetap akan menelan pil maha pahit. Mereka tidak lagi memikirkan nasib rakyat, tidak lagi takziyah, tidak lagi menghadiri pengajian, tidak lagi membagi-bagikan uang recehan, tidak lagi mengantongi bungkusan rokok sebagai teman ngobrol, dan tidak lagi keliling ke sudut-sudut kampung. Jangankan tertawa, senyumpun tidak.
Yang ada di benak mereka adalah memikirkan seribu cara untuk memperkaya diri tanpa peduli lagi halal haram, memberlakukan peraturan yang akan menjerat leher rakyat atau bahkan mencari peluang untuk menambah koleksi istri di setiap kampung.
    Rakyat tetaplah rakyat yang hanya dibutuhkan menjelang dan saat pemberian suara di bilik-bilik suara. Seusai pemilu rakyat terpaksa di buang dan dicampakkan karena suara mereka telah terwakilkan oleh wakil rakyat. Meskipun kesehariannya wakil rakyat tidak pernah mewakili rakyat, tidak pernah memperjuangkan aspirasi rakyat, para wakil rakyat tetap mengatakan ini semua demi kepentingan rakyat.
Ini artinya janji-janji manis yang ditebar saat kampanye itu hanyalah jalan untuk melumpuhkan lawan agar sukses menjadi anggota dewan. Hasilnyapun dapat ditebak, rakyat makin tercekik harga kebutuhan melangit menjerat leher. Sementara mereka yang berhasil menjadi anggota dewan yang terhormat tetap melakukan tindakan serupa, aksi balas dendam. akhirnya rakyat akan hidup segan mati tak mau
(Sumber: Lampos, 06 Mei 2003)

Sabtu, 09 November 2013

Korupsi Berjamaah

Alhamdulilah, kesadaran masyarakat yang ada disekitar mushalla tempat tinggalku sudah mulai membaik. Dulu, ketika suara azan dikumandangkan (dengan pengeras suara) pertanda masuk waktu shalat banyak yang tidak menggubris. Jangankan pergi ke mushalla untuk shalat berjamaah, beranjakpun tidak. Asik menekuni pekerjaannya tanpa menghiraukan panggilan dari mushalla.
Suatu hari usai shalat maghrib di mushala, kedua kawanku ngajak ngobrol (kebiasaan, diskusi kelas RT) di teras mushalla kecilku. temanyapun tidak jelas, biasanya yah... masalah hangat yang berkembang di negeri kita tercinta ini, masalah korupsi.
 
Kalimat pertama yang muncul dari kawanku tadi adah dia tidak setuju terhadap ungakapan"korupsi berjamaah". "Berjamaah itu kan kalimat yang bagus ya pak, kenapa mesti dicampur dengan kata-kata yang tidak baik seperrti kata "korupsi"?, Sesaat aku merenung, dalam hati aku mengamini dan membenarkan pendapat kawanku tadi. Barusan aku melakukan shalat "berjamaah", suatu perbuatan yang baik dan mulia yang dianjurkan oleh Allah dan Rasul Nya. Memang betul, "berjamaah" artinya "bersama-sama", shalat berjamaah artinya shalat yang dilakukan bersama-sama dibawah komando seorang imam. sedangkan korupsi artinya "penyelewengan dan penyalahgunaan (uang) unuk kepentingan pribadi ataupun golongan."
Kedua makna tersebut bila kita cermati memang terdapat dua pengertian yang bertolak belakang. Berjamaah adalah suatu kebaikan yang bersifat universal, sedangkan korupsi adalah suatu kemungkaran yang berdampak negatif untuk diri dan lingkungannya.Kita tidak boleh mencampurkan dua kata yang mengandung arti yang berlawanan untuk dikembangkan menjadi kalimat hanya sekedar memperindah kalimat itu sendiri.
"lha terus yang tepat gimana?" tanyaku. " ya korupsi bareng-bareng gitu aja, ga usah bawa-bawa berjamaah segala " jawabnya dengan gaya dialek sinetron di TV.  Saya merasa jadi orang bodoh, mengapa kawanku sejeli itu mencermati bahasa yang berkembang di media (padahal hanya tamat SMP) . Sedangkan aku, yang hampir setiap saat mendengar kata-kata itu terkesan budeg dan tak mau peduli.
Tidak terasa diskusi kami berlangsung hampir  sqtu setengah jam dan berhenti ketika azan berkumandang dari masjid agung, pertanda telah masuk waktu shalat isya dan kami akan melakukannya secara "berjamaah"
Dalam perjalanan pulang, aku berpikir, (menyetujui pendapat kawanku) dan mengajak kepada kawan-kawanku untuk mengunakan bahasa yang lugas dan santun namun tidak mengurangi makna hakiki yang terkandung di dalamnya,


Kamis, 07 November 2013

MAKNA 10 ASSYURO DAN 10 NOPEMBER

Battlefield.jpg

Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1435 H jatuh pada tanggal 5 Nopember 2013, Pada bulan Muharram tersebut banyak pristiwa yang terjadi, baik yang dialami oleh para Nabiyalloh maupun para sahabatnya sebagaimana yang tertulis dalam sejarah,  terutama peristiwa yang terjadi pada tanggal 10 Muharram. Di negara kita, Indonesia pada tanggal 10 bulan Nopember setiap tahunnya Bangsa Indonesia juga memperingati peristiwa heroik di Kota Surabaya yang dikenal dalam sejarah sebagai Hari Pahlawan. Dengan demikian pada tahun ini (2013) Bangsa Indonesia dan Umat Islam Indonesia memperingati dan mengenang sekaligus dua peristiwa bersejarah, baik peristiwa yang terjadi tanggal 10 Muharam maupun yang terjadi pada 10 Nopember.

Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada tanggal 10 Muharam antara lain:
  1. Diterimanya taubatnya Nabi Adam a.s 
  2. Diselamatkannya perahunya Nabi Nuh a.s dari banjir bandang  
  3. Diberikannya kitab Taurat kepada Nabi Musa a.s  
  4. Alloh SWT mengeluarkan Nabi Yunus a.s dari dalam perut ikan besar  
  5. Terbunuhnya Sayid Husein ( cucu Nabi Muhammad SAW ) pada peristiwa perang Karbala (Ianatut Tolibiin, juz 2 ) 
Mengingat banyaknya peristiwa bersejarah pada tanggal 10 Muharam, Rasulullah saw bersabda dalam sebuah haditsnya : "Dari Abu Qatadah -radhiyallahu ‘anhu-, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari ‘Asyura. Beliau menjawab, “(Puasa tersebut) Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu”. (HR. Muslim

10 Muharram 681 H 
Salah satu peristiwa yang terjadi pada tanggal 10 Muharam adalah terjadinya peristiwa Pertempuran  Karbala' Pertempuran terjadi antara pendukung dan keluarga dari cucu Muhammad Husain bi Ali dengan pasukan militer yang dikirim oleh Yazid bin Muawiyah saat itu. Faktor yang mendorong terjadinya Pertempuran Karbala di akibatkan karena Yazid bin Abi Sofyan telah mengirimkan surat kepada Husain Ali bin Abi Tholib dan menyuruh Husain dengan memilih satu diantara dua pilihan yaitu; baiat yazid atau mati , selain itu penduduk Kufah melihat kondisi buruk itu, yang mencapai puncaknya di zaman Yazid bin Muawiyah, maka sejumlah tokoh Kufah, Irak, yang dulu merupakan pengikut Imam Ali a.s. dan Imam Hasan, menulis surat kepada Imam Husein agar datang ke Kufah untuk memimpin masyarakat Kufah memerangi Yazid. Imam Husein yang merasa terpanggil untukmenegakkan amar ma'ruf nahi munkar, memenuhi panggilan masyarakat Kufah ini dan berangkat menuju ke kota bekas pusat pemerintahan ayahanda beliau itu. Akan tetapi, pihak penguasa, yaitu Yazid yang mencium gerak-gerik penduduk Kufah ini,segera mengirim pasukan militer ke kota ini dan membasmi gerakan tersebut dengan menangkapi, memenjarakan dan membunuhi para tokohnya. Dengan demikian, jadilah Imam Husein. kehilangan pendukung besarnya. Akan tetapi, beliau tetap berniat datang ke Kufah. Yazid yang mengetahui bahwa Imam Husein tetap bergerak menuju ke Kufah, mengirim bala tentara lengkap untuk mencegah kedatangan beliau ke kota ini.Terhalang untuk masuk ke kota Kufah, akhirnya rombongan Imam Husein digiring hingga tiba di sebuah padang pasir bernama Karbala. Ketika datang perintah dari Yazid di Syam, agar Imam Husein beserta rombongannya dibantai, maka terjadilah pertempuran yang sangat tak seimbang, yang kemudian dikenal di seluruh dunia dan di sepanjang sejarah sebagai Tragedi Karbala, Pertempuran ini kemudian diperingati setiap tahunnya selama 10 hari yang dilakukan pada bulan Muharram oleh Syi'ah seperti halnya, dimana puncaknya pada hari kesepuluh, Hari Asyura.


10 Nopember 1945 
Tanggal 10 Nopember merupakan hari yang sangat bersejarah dan diperingati oleh  Bangsa Indonesia . Karena pada waktu itu terjadi pertempuran sengit antara Bangsa Indonesia dengan penjajah Belanda yang terjadi di Kota Surabaya.
Pada tanggal 10 Nopember 1945 di Kota Surabaya telah berkibar bendera belanda merah-putih-biru di Hotel Yamato yang memancing Peristiwa Tunjungan yang menyulut bentrokan bersenjata antara Tentara Inggris dengan badan-badan perjuangan yang dibentuk oleh rakyat.yang menyebabkan terbunuhnya Brigadir Jendral Malaby (pimpinan tentara inggris untuk Jawa Timur)
 Pada tanggal 10 Nopember, tentara inggris melancarkan serangan besar-besaran dengan mengerahkan ribuan serdadu dan peralatan perang yang canggih yang dimilikinya. Penyerangan yang membabi buta itu mengakibatkan banyak jatuh kurban di pihak Indonesia, namun berkat bantuan penduduk, semangat juang para para pemuda tetap berkobar umtuk melawan penjajah di seluruh Kota Surabaya.
Tidak ketinggalan tokoh masyarakat yang berasal dari para kyai dan ulama jawa, seperti KH Hasyim As'ari, Kyai Wahab Hasbullah dan kyai-kyai lainnya mengerahkan para santrinya untuk melawan para penjajah. Pertempuran berlangsung berbulan-bulan yang semula berjalan tidak teratur lama kelamaan berlangsung tertib dan terkordinir dengan baik.
Peristiwa berdarah tanggal 10 Nopember tersebut menjadikan motivasi bangsa Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.Banyak pejuang yang gugur dalam peristiwa itu sehingga dikenal dengan peringatan Hari Pahlawan
Makna yang dapat kita ambil dari peristiwa 10 Nopember 1945 antara lain, bersatu untuk mempertahankan dan membela tanah air mutlak diperlukan tanpa membedakan suku, agama, ras dan perbedaan-perbedaan lainnya.


 
Di Surabaya, dikibarkannya bendera Belanda, Merah-Putih-Biru, di Hotel Yamato, telah melahirkan Insiden Tunjungan, yang menyulut berkobarnya bentrokan-bentrokan bersenjata antara pasukan Inggris dengan badan-badan perjuangan yang dibentuk oleh rakyat. Bentrokan-bentrokan bersenjata dengan tentara Inggris di Surabaya, memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur), pada 30 Oktober.
Read more at http://gudang-sejarah.blogspot.com/2009/01/sejarah-hari-pahlawan.html#JiIozhc64k9WoU1v.99

Di Surabaya, dikibarkannya bendera Belanda, Merah-Putih-Biru, di Hotel Yamato, telah melahirkan Insiden Tunjungan, yang menyulut berkobarnya bentrokan-bentrokan bersenjata antara pasukan Inggris dengan badan-badan perjuangan yang dibentuk oleh rakyat. Bentrokan-bentrokan bersenjata dengan tentara Inggris di Surabaya, memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur), pada 30 Oktober.
Read more at http://gudang-sejarah.blogspot.com/2009/01/sejarah-hari-pahlawan.html#JiIozhc64k9WoU1v.99


Di Surabaya, dikibarkannya bendera Belanda, Merah-Putih-Biru, di Hotel Yamato, telah melahirkan Insiden Tunjungan, yang menyulut berkobarnya bentrokan-bentrokan bersenjata antara pasukan Inggris dengan badan-badan perjuangan yang dibentuk oleh rakyat. Bentrokan-bentrokan bersenjata dengan tentara Inggris di Surabaya, memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur), pada 30 Oktober.
Read more at http://gudang-sejarah.blogspot.com/2009/01/sejarah-hari-pahlawan.html#JiIozhc64k9WoU1v.99